Ada dua
komponen larutan yang penting dalam suatu larutan, yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan itu disebut zat pelarut. Apabila dua atau lebih
komponen dicampurkan dan membentuk campuran homogeny, larutan yang dihasilkan
dapat berfasa gas,
cair atau padat. Karena itu biasa disebut larutan gas, larutan cair, dan
larutan padat. Dalam percakapan sehari-hari yang dimaksud dengan larutan adalah
larutan yang
bersifat cair.
Home » Archive for Oktober 2012
Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kacang Tanah
Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan
polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik,
penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan
intensif, Penggunaan Pestona dengan cara
disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret
dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun
terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestisida.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian:
bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;
d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian:
penyemprotan menggunakan Pestisida.
e. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga
makan pucuk bunga. Pengendalian: penanaman
serentak.
Penyakit
a. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum
(E.F.S.). Gejala: daun terkulai
seperti disiram air panas, akhirnya mati.
Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit
keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran
tanaman, gunakan varietas yang tahan.
b. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga
ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti
daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil
rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan
(sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan.
c. Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan
Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm,
berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang.
d. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga
bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala:
tanaman layu. Pengendalian: gunakan
varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang
terserang cendawan.
f.
Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg.
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur
sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar.
Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Jarak
Tanaman jarak sebenarnya jarang diserang hama ataupun penyakit, namun bisa jadi terserang jika saja kondisi lahan kurang bersih ataupun ada semak yang dapat menjadi inang sementara bagi hama-hama tertentu.
Pengendalian hama terpadu yaitu dengan menjaga kebersihan lahan
merupakan tindakan preventif yang paling mudah dilakukan sebelum hama menjadi
tak terkendali dan merugikan.
Hama dan Penyakit Pada Tanaman Lada
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda.
Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan Insektisida.
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda.
Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan Insektisida.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap
seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm.
Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan Insektisida, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan Insektisida, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya
tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah
sehingga isi buah kosong.
Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah.
Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah.
Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur
Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui.
Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis
coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu
(berwarna kuning).
Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB.
Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB.
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan
agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang
mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis.
Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam.
Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang.
Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam.
Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
Pemupukan Mentimun
Pupuk yang digunakan Urea 225, ZA 150 KCl 525 kg/ha. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu setengah dosis satu minggu sebelum tanam dan setengan dosis sisanya pada saat tanaman berumur 30 hst.
Pemupukan dilakukan secara tugal 10-15 cm dari batang tanaman atau dapat juga dilakukan secara kocor terutama untuk pupuk susulan.
Pemupukan Kacang Panjang
Pupuk dasar berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha diberikan 3 minggu sebelum tanam dengan jalan diaduk secara merata dengan tanah lapisan atas atau langsung pada lobang tanam.
Pupuk TSP 75-100 kg, KCl 75-100 kg dan Urea 25-30 kg/ha diberikan pada lubang tanam 3 hari sebelum tanam.
Pupuk susulan Urea 25-30 kg/ha diberikan 3 minggu setelah tanam secara tugal 10 cm dari batang tanaman.
Pemupukan Paria
Pemupukan susulan pertama diberikan pada saat tanaman berumur 3 minggu. Sedangkan pemupukan susulan berikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sampai tanaman berumur 4 bulan.
Pupuk susulannya berupa NPK (15:15:15) 5-10 gr/tanaman diberikan dengan cara larikan atau ditugal 10 cm dari tanaman, pada musim kemarau dianjurkan dengan cara dikocor.
Pemupukan Tanaman Tomat
Berikan pupuk dasar saat tanam, yaitu SP-36 100 kg dan KCL 50 kg/ha dan pupuk organik 2-4 kg/m2.
Pupuk susulan I diberikan 14 HST (Hari Setelah Tanam) (75 kg urea) dan pupuk susulan II diberikan 35 HST (75 kg urea).
Pupuk diberikan di sekeliling tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman, setelah pemupukan ditutup dengan tanah setebal1-2 cm.
Pemupukan Tanaman Cabe
Dosis pupuk yang digunakan adalah Urea 150 kg + ZA 50 kg + SP-36 150kg + KCI 200 kg. Pupuk dasar diberikan 2-3 hari sebelum tanam, yaitu semua dosis pupuk SP-36.
Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 10 hari setelah tanam dengan sepertiga dosis masing-masing pupuk Urea, ZA dan KCI. Pemupukan susulan kedua dan ketiga masing-masing pada 40 dan 70 hari setelah tanam dengan dosis sama dengan pemupukan pertama.
Waktu pemupukan disesuaikan dengan ketersediaan air dimana keadaan air tanah dalam keadaan cukup. Pupuk diberikan dengan cara tugal sedalam 5-15 cm dan ditutup kembali dengan tanah.
Pemberian pupuk dapat juga dengan cara dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super N atau NPK spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gr/l air mulai umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.
Pemupukan Tanaman Kubis
Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan pupuk buatan, sedangkan pupuk buatan berupa Urea 100 kg, ZA 250 kg, SP-36 250 kg dan KCl 200 kg/ha.
Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 gr, ZA 9 gr, SP-36 9 gr dan KCl 7 gr.
Pupuk organik 1 kg, setengah dosis pupuk N (Urea 2 gr, ZA 4,5 gr), pupuk SP-36 9 gr dan KCl 7 g) diberikan sebelum tanam pada setiap ubang tanam sebagai pupuk dasar.
Sisa pupuk N (Urea 2 gr dan ZA 4,5 gr/tanaman) diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu.
Bunga Raflesia Arnoldi
Bunga Rafflesia hidup di Tama Nasional Bengkulu,
mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini
terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang
menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat
yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan
parasit yang memerlukan
inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat
memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun.
Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia
seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian,
maupun permukiman.
Pohon Damar
Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri).
Tanaman langka ini berasal dari papua. Damar adalah salah satu
jenis pohon potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini
tingginya bisa mencapai 60 m dan dimeternya 2 m.
Pohon Ulin
Pohon Bayur
Sanitary Landfill
Sanitary Landfill,
cara ini menimbun sampah dengan mempergunakan tanah
secara berlapis-lapis. Metode ini mempunyai
keuntungan, yaitu mencegah bau busuk dan sampah bebas dari bersarangnya binatang vektor yang lazimnya membawa bibit penyakit dari sampah kepada
manusia. Cara ini memberikan pula dampak ekonomi untuk tanah rawa-rawa yang ditimbun.
Demikian pula tanah rendah, tanah genangan air yang dapat dirubah fungsinya
menjadi tanah bangunan rumah,
industri dan kantor. Menyangkut persyaratan yang harus dipenuhi melalui cara
sanitary landfilol tersebut yaitu tersedianya tanah yag luas dan timbunan yang cukup
dengan dilengkapi loader dan buldoser.
Inceneration
Inceneration,
cara ini dilakukan dengan membakar sampah secara besar-besaran dalam suatu pabrik yang khusus
dibangun, yaitu volume sampah dapat
diperkecil hingga sepertiga jumlahnya, tidak memerlukan lahan yang luas, tidak
terpengaruh cuaca, menghasilkan sumber energi baru yang dapat dimanfaatkan dan
manajemen relatif mudah dijalankan,
mengingat pengaturan jam dapat lebih mudah
diatur dan penggunaan tenaga kerja lebih efisien.
Langganan:
Postingan (Atom)