Syarat Tumbuh
1 Tanah
Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup
selama pertumbuhan tanaman.
Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah
alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur
(miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk
organik dan pengapuran.
2 Iklim
Kedele dapat tumbuh subur pada : curah hujan
optimal 100- 200 mm/bulan. Temperatur 25- 27 derajat Celcius dengan penyinaran
penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m, dengan
ketinggian optimal sekitar 600 m. Air . Curah hujan yang cukup selama
pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan
meningkatkan hasil kedele.
Teknik Budidaya
Teknik Budidaya
1 Persiapan lahan
Pengolahan lahan dimulai sebelum jatuhnya hujan.
Tanah diolah dengan bajak dan garu/cangkul hingga gembur. Untuk pengaturan air
hujan perlu dibuat saluran drainase pada setiap 4 m dan di sekeliling petakan
sedalam 30 cm dan lebar 25 cm. Kedele sangat terganggu pertumbuhannya bila air
tergenang.
Tanah bekas pertanaman padi tidak perlu diolah
(tanpa olah tanah = TOT). Jika digunakan
lahan tegal lakukan pengolahan tanah secara intensif yakni dengan 2 kali
dibajak dan sekali diratakan. Buat saluran dengan kedalaman 25–30 cm dan lebar
30 cm setiap 3–4 m, yang berfungsi untuk mengurangi kelebihan air sekaligus
sebagai saluran irigasi pada saat tidak ada hujan.
Perlakuan benih Untuk mencegah serangan hama
lalat bibit, sebelum ditanam benih dicampur Marshall dengan dosis 100 gram/5 kg
benih. Benih dibasahi secukupnya lalu dibubuhi Marshall dan diaduk rata.
2 Penanaman
Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat
dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha. Penanaman benih dengan cara ditugal,
jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm sesuai kesuburan tanah, setiap lubang tanaman
diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis.
3 Pengairan
Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka
terhadap kekurangan air adalah awal pertumbuhan vegetatif (15–21 HST), saat
berbunga (25–35 HST) dan saat pengisian polong (55–70 HST). Dengan demikian pada
fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi.
4 Pemupukan
Dianjurkan menggunakan pupuk Urea 50 kg, TSP 100
kg dan KCl 50 kg/ha atau sesuai anjuran setempat. Seluruh jenis pupuk diberikan
pada waktu bersamaan yaitu saat pengolahan tanah terakhir. Mula-mula Urea dan
TSP dicampur lalu disebar merata, disusul penyebaran KCl kemudian diratakan
dengan penggaruan.
5 Penyulaman Benih
Benih yang tidak tumbuh segera disulam,
sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling
lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu.
6 Penyiangan
Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali,
karena di lahan kering gulma tumbuh dengan subur pada musim penghujan.
Penyiangan I pada saat tanaman berumur 2 minggu,
menggunakan cangkul. Penyiangan II bila tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur
7 minggu), menggunakan arit atau gulma dicabut dengan tangan.
7 Pengendalian hama
Tidak kurang dari 100 jenis serangga dapat
menyerang kedele. Pengendalian di tingkat petani terutama di daerah sentra produksi
sering menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa memperdulikan populasi
hama. Hal ini selain menambah biaya juga merusak lingkungan dan menimbulkan
kematian serangga berguna.
Untuk mengurangi frekuensi pemberian insektisida
adalah dengan aplikasi insektida berdasarkan pemantauan hama. Insektisida hanya
akan digunakan bila kerusakan yang disebabkan oleh hama diperkirakan akan
menimbulkan kerugian secara ekonomi, yaitu setelah tercapainya ambang kendali.
Pengendalian hama dilakukan berdasarkan
pemantauan. Pengendalian hama secara bercocok tanam (kultur teknis) dan
pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan
pencemaran lingkungan.
Pengendalian secara kultur teknis antara lain:
- penggunaan mulsa jerami
- pengolahan tanah
- pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu
hamparan
- penggunaan tanaman perangkap jagung dan kacang
hijau.
Pengendalian secara biologis antara lain:
- penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae
- penggunaan Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk
ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV) dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV)
- Penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan
ulat grayak.
8.Panen
Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji
yang tepat. Panen terlalu awal menyebabkan banyak biji keriput, panen terlalu
akhir menyebabkan kehilangan hasil karena biji rontok.
Ciri-ciri tanaman kedele siap panen adalah :
- Daun telah menguning dan mudah rontok
- Polong biji mongering dan berwarna kecoklatan Panen
yang benar dilakukan dengan cara menyabit batang dengan menggunakan sabit tajam
dan tidak dianjurkan dengan mencabut batang bersama akar. Cara ini selain
mengurangi kesuburan tanah juga tanah yang terbawa akan dapat mengotori biji.
0 Response to "Cara Budidaya Tanaman Kedelai"
Posting Komentar