Klasifikasi
Sub
Divisi : Angiospermae
Jenis :
Ricinus communis Linn.
Sinonim
: Ricinus
viridus Willd, Croton spinosa L.,
Ricinus specious Burm, Ricinus inermis
Mill., Ricinus inermis et lividus Jack.,
Ricinus spectabilis Bl.
Nama
daerah : Jarak
(Melayu, Minangkabau, Jawa, Bali), Gloah (Gayo), Lulang
(Karo), ulang (Toba, Batak), Jarak,
Kalikih alang (Minangkabau), Jarak
jawa (Palembang), Jarag (Lampung),
Lafandru (Nias), Rangam (Dayak),
Jarak, Jarak jitun, Jarak kaliki (Sunda),
Jarak (Jawa), Kaleke
(Madura), Kohongian (Minahasa), Malasai, Kalalei, Alale (Gorontalo), Tangang- tangang jara (Makasar), Peleng kaliki jera (Bugis).
Nama
Inggris : Castor
bean.
Ciri
– ciri : Jarak
merupakan perdu berbatang tegak, tinggi 1µ meter. Batangnya berkayu, bulat licin,
berongga, berbuku-buku dengan tanda
bekas tangkai daun yang lepas, berwarna hijau dengan semburat merah tua. Daun tunggal, tumbuh berseling. Bentuk helai daun bundar, bercangap menjari 7
sampai 9, ujung daun runcing, tepi
bergigi. Ukuran daun 10–25 cm x 10cm.
Warna
permukaan atas daun hijau tua, sedangkan permukaan bawahnya hijau muda. Tangkai
daun panjang, sekitar 30µ0 cm, berwarna merah tua, atau coklat kehijauan.
Bunganya merupakan bunga majemuk bentuk tandan, tumbuh di ujung batang.
Berwarna kuning, berkelamin satu.
Benang sari banyak, tangkai putik sangat
pendek berbentuk benang berwarna merah atau merah muda. Buahnya berupa buah
kotak berbentuk bulat. Buah jarak berduri dan berwarna
hijau sewaktu muda lonjong berlekuk tiga, berkumpul dalam tandan.
Di dalam buah
terdapat tiga ruang yang masing- masing berisi satu biji. Buahnya berduri
lunak, berwarna hijau muda, dengan rambut berwarna merah. Setelah tua, buah
akan berubah menjadi hitam. Biji keras, lonjong, berwarna coklat berbintik
hitam.
Penyebaran
: Tumbuhan
ini diduga berasal dari Afrika. Pada zaman Fir’aun, Jarak dibudidayakan secara besar- besaran untuk diambil minyak bijinya (castor oil).
Dikabarkan, biji
Jarak juga ditemukan dalam makam-makam
purba di Mesir yang dipercaya berasal dari 4000 tahun sebelum Masehi. Dari Mesir, jarak menyebar ke Asia, termasuk ke Persia, India, Malaysia
dan Indonesia.
Habitat
: Jarak
tumbuh liar di hutan, semak-semak, tanah kosong dataran rendah sampai 800 m dpal, atau di sepanjang pantai. Sekarang banyak dibudidayakan sebagai salah
satu komoditas perkebunan.
Jarak
dapat tumbuh di daerah yang kurang subur, namun tumbuhan ini memerlukan pH tanah 6· dan drainase yang baik. Akar tumbuhan jarak cepat busuk dalam
air yang tergenang atau dalam tanah
yang banyak mengandung air.
Kandungan
kimia : Biji
mengandung 40–50% minyak jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam-macam
trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat,
asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan
asam dihidroksistearat.
Juga mengandung
alkaloida risinin, beberapa macam toksalbumin yang dinamakan risin (risin D,
risin asam, dan risin basa), dan beberapa macam enzim diantaranya lipase. Daun
mengandung saponin, senyawa-senyawa flavonoida antara lain kaempferol,
kaempferol-3- rutinosida, nikotiflorin, kuersetin, isokuersetin, dan rutin.
Di
samping itu juga mengandung astragalin, reiniutrin, risinin, dan vitamin C. Akar
mengandung metiltrans-2-dekena-4,6,8-trinoat dan 1- tridekena-
3,5,7,9,11-pentin-beta-sitosterol. Bagian tanaman yang digunakan adalah biji,
daun, akar dan seluruh bagian tumbuhan.
1. Bersifat
sebagai insektisida
2. Menghambat
pembentukan telur
4. Menghambat
perkembangan serangga
Khasiat
lain : Biji
dan minyak jarak digunakan untuk mengatasi kesulitan buang air besar (konstipasi), kesulitan melahirkan, penyubur rambut, mengobati kanker mulut rahim dan
kanker kulit, TBC kelenjar, bisul, koreng,
kudis dan infeksi jamur.
Daun jarak digunakan untuk mengobati rematik, hernia, batuk sesak, koreng, eksim, gatal-gatal (pruritus), bengkak, luka dan melepuh. Akar
untuk mengobati rematik
sendi, tetanus, luka memar, epilepsi, bronchitis, dan TBC kelenjar.
(sumber
: Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan
Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT), 2008 Balai Penelitian
Tanaman Sayuran )