-->
Tampilkan postingan dengan label Pestisida Nabati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pestisida Nabati. Tampilkan semua postingan

Pestisida Nabati Untuk hama pengisap dan Namur

Cara membuat Pestisida Nabati Untuk hama pengisap dan Namur adalah sebagai berikut : 

Bahan :
Daun nimba/ mindi/kipahit/babadotan 8 kg
Daun serai 6 kg
Lengkuas 6 kg
EM 4 1 liter
Air 20 liter
Gula pasir 250 gram

Cara membuat :
Semua bahan ditumbuk halus, tambah EM 4 dan gula. Fermentasi selama 1 minggu kemudian disaring.

Aplikasi :
Semprotkan ketanaman, khususnya arahkan ke hama pada pagi dan sore hari dengan konsentrasi 100 ml/tangki, bias ditambah zat perekat. Frekuensi semprotan 2 x seminggu.

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Ubi kemili (Stemona tuberosa)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Pandanales
Suku : Stemonaceae
Warga : Stemona
Jenis : Stemona tuberosa Lour

Nama umum : Ubi kemili

Nama Inggris : Stemona

Sinonim : Stemona angusta I.Telford, Stemona australiana (Benth.) C.H.Wright,  Stemona japonica (Blume) Miquel (syn. Roxburghia japonica, S. ovata)

Nama daerah : Galak tua, pokok seratus, stemona, pecah kelambu

Ciri – ciri : Ubi kembili merupakan herba menjalar yang mepunyai ubi yang lembut, setinggi 60 hingga 90 cm dan ditanam sebagai tanaman semusim. Batangnya lembut, semi-sukulen, bersegi empat,  pubesen, melentur atau menegak dan tumbuh pada buku ruas bagian bawah pohon yang ditumbuhi akar. Daunnya oval hingga sub-orbikular, tepi daun bergerigi kasar, berukuran 2 hingga 6 cm panjang, 1.5 hingga 4 cm lebar dan berwarna hijau muda. Daun ini beraroma apabila diramas. Infloresen terminal, berjambak tegak, berbunga banyak, kecil dan berwarna keunguan. Herba ini berubi seperti kentang,berukuran 2 hingga 4 cm panjang, 0.5 hingga 2 cm lebar, berwarna hitam keperangan dan isinya berwarna putih susu.

Penyebaran : Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar atau Afrika tropika dan tersebar hingga ke Sri Lanka, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Habitat : Ubi kembili merupakan tumbuhan liar

Kandungan kimia : Senyawa kimia yang terkandung dalam ubi kembili adalah alkaloid stemona

Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian umbinya

Cara kerja : Ubi kembili bersifat sebagai insektisida

Khasiat lain : Keguanan lain dari ubi kembili adalah sebagai obat batuk dan anti bakteria

Pengaruh terhadap organisme berguna : aman


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Tembelekan ( Lantana camara)

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa :Solanales
Suku : Varbenaceae
Warga :Lantana
Jenis : Lantana camara L.

Sinonim : Lantana aculeate, L. camaena

Nama umum : Saliara

Nama daerah : Durian Kura, Luyian Beramatai (Kalimantan); Tai ayam (Sunda)

Nama Inggris : Sage, wild sage

Ciri – ciri : Herba, batang berbulu dan berduri serta berukuran lebih kurang 2 cm . Daunnya kasar , beraroma dan berukuran panjang beberapa sentimeter dengan bagian tepi daun yang bergerigi . Bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun  menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, jingga kuning, dan sebagainya. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.

Penyebaran : Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini bisa ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.700 m dpl.

Habitat : Tembelekan ditemukan pada tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau agak ternaung.

Kandungan kimia : Senyawa kimia yang terkandung dalam tembelekan antara lain alkaloida, saponin, flavanoida, tanin dan minyak atsiri Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Cara kerja :
  1. Bersifat sebagai insektisida
  2. Penolak (repellent)

Khasiat lain : Khasiat lain dari tembelekan adalah sebagai obat batuk, obat luka, peluruh air seni, dan obat bengkak

(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Tembakau (Nicotiana tabacum)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Warga : Nicotiana
Jenis : Nicotiana tabacum

Nama umum : Tembakau

Nama Inggris : Tabacco

Nama daerah : Bakong (Aceh), Bako (Gayo), Timbako (Batak Kara), Timbaho (Batak Toba), Bago (Nias), Tembakau (Melayu), Temakaw (Bengkulu), Tembakau (Minangkabau), Tembaku (Lampung), Bako (Sunda), Bako (Jawa Tengah), Debak (Madura), Tembako (Sasak), Modo (Roti), Tabako (Timor), Tambako (Makasar), Tabaku (Seram), dan Tabaku (Ternate).

Ciri – ciri : Ternak, semusim, tinggi ± 2 m. Batang berkayu, bulat, berbulu, diameter ± 2 cm, hijau. Daun tunggal, berbulu, bulat telur, tepi rata,  ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 20-50 cm, lebar 5-30 cm, tangkai panjang 1-2 cm, hijau keputih-putihan. Bunga majemuk, tumbuh di ujung batang. Kelopak bunga berbulu, pangkal berlekatan. ujung terbagi lima, tangkai bunga berbulu, hijau. mahkota bentuk terompet, merah muda. Buah kotak, bulat telur, masih muda hijau setelah tua coklat. Biji kecil, coklat. Akar tunggang, putih.

Penyebaran : Tanaman ini berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Habitat : Tembakau ditanam pada berbagai macam kondisi iklim. Rata-rata temperatur untuk pertumbuhan optimum adalah 21×°C. Curah hujan yang dibutuhkan adalah 300—400 mm, yang tersebar merata sepanjang musim pertumbuhan. 

Tembakau sigaret memerlukan musim kering pada akhir musim untuk mendapatkan daun tebal dan warna kuning pada daun yang diobati. Untuk menghasilkan daun yang tipis dan elastis, tembakau bungkus memerlukan kelembaban tinggi (70% pada siang hari) dan mereduksi intensitas cahaya (70% ochaya penuh). 

Awan terjadi pada hari hujan sebagai filter alami untuk matahari. Kualitas tembakau Deli dikatakan ditentukan oleh keadaan iklim dan hanya keadaan tanah merupakan faktor kedua. Untuk menyerupai keadaan pertumbuhan Sumatra Utara, tembakau sigar ditanam dibawah naungan tidak hanya di berbagai tempat di Indonesia (Jawa), tetapi juga di Connecticut (Amerika). 

Di Jawa Tengah daerah penting untuk tembakau sigaret adalah Pegunungan Dieng kira-kira ketinggian 1000 m dpl., yang menghasilkan kualitas tembakau yang bagus. Tanah yang cocok untuk penanaman tembakau adalah tanah liat ringan dan medium dengan kapasitas air baik dan agak asam (pH 5.0¾.0). Tanah harus mempunyai drainse bagus, karena tembakau sensitif pada kebanjiran. 

Tembakau tipe sigar memerlukan tanah yang lebih subur daripada tembakau virginia. Karena pembakaran menyebabkan kualitas tembakau sigar dan tembakau sigaret, kandungan klorida dalam tanah harus rendah, lebih disukai tidak lebih dari 40 ppm irigasi air sebaiknya mempunyai klorida tidak lebih dari 25 ppm.

Kandungan kimia : Senyawa kimia yang terkandung dalam tembakau antara lain alkaloida (nikotin), saponin, flavonoida dan politenol.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Racun ssaraf ,  kontak dan perut
3. Fumigan

Khasiat lain : Tanaman ini juga berkhasiat untuk obat luka.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Sirsak (Annona muricata, Linn.)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Polycarpiceae
Suku : Annonaceae
Marga: Annona
Jenis : Annona muricata Linn.

Nama Inggris : Soursop

Nama umum : Sirsak

Nama daerah : Sirsak (Indonesia); Nangka sabrang, Nangka landa (Jawa); Nangka Walanda, Sirsak (Sunda); Nangka buris (Madura); Srikaya jawa (Bali); Deureuyan belanda (Aceh); Durio ulondro (Nias); Durian batawi (Minangkabau); Jambu landa (Lampung); Langelo walanda (Gorontalo); Sirikaya balanda (Bugis dan Ujungpandang); Wakano (Nusa Laut); Naka walanda (Ternate); Naka (Flores); Ai ata malai (Timor)

Ciri – ciri : Batang mempunyai batang berkayu dan dapat hidup menahun bunga tunggal dalam berkas 1-2 berhadapan / disamping daun mahkota daun mahkota segitiga. 

Buah berbentuk majemuk agregat bertekstur empuk daging buahnya berwarna putih berbiji banyak dan mempunyai duri yang pendek mempunyai cita rasa yang manis. 

Biji biji dalam satu buah agregat berjumlah banyak berwarna hitam mengkilat. Sirsak mempunyai akar tunggang.

Penyebaran : Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan.

Habitat : Sirsak dapat tumbuh di sembarang tempat, yang paling baik ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut.

Kandungan kimia : Senyawa yang terkandung dalam sirsak antara lain senyawa tanin, fitosterol, ca-oksalat clan alkaloid murisine Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan biji.

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. racun kontak
3. Penolak (repellent)
4. Penghambat makan (antifeedant)

Khasiat lain : Tanaman ini berkhasiat pula untuk obat batu empedu, antisembelit, asam urat dan meningkatkan nafsu makan.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Senopodii (Chenopodium ambroioides)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatopyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Caryophylales
Suku : Chenopodiacea
Marga : Chenopodium
Jenis : Chenopodium ambrosioides

Nama umum : Senopodii.

Nama daerah : Senopidii.

Nama Inggris : Wormseed, mexican tea.

Sinonim : Ambrina ambrosioides, A. parvula, A. spathulata, Atriplex ambrosioides, Blitum ambrosioides, C. anthelminticum, C. integrifolium, C. spathulatum, C. suffruticosum.

Ciri – ciri : Perdu, tinggi ± 2 m. Batang  berkayu, bulat, beralur, bercabang, ungu. Daun tunggal, berseling, lanset, ujung dan pangkal meruncing, tepi bersegi, panjang 5-12 cm, lebar 1- 3,5 cm,  pertulangan menyirip, tangkai 3-10 mm, hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, putih. Buah kecil, panjang 5-9 mm, coklat. Biji bulat, kecil, coklat kehitaman. Akar tunggang, putih kekuningan.

Penyebaran : Tanaman ini berasal dari México Selatan dan Tengah, tapi sekarang merupakan tanaman yang umum di Eropa dan US.

Habitat : Tumbuh pada tanah yang kaya akan unsur hara.

Kandungan kimia : Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini antara lain saponin, flavonoida, tanin dan minyak atsiri. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Cara kerja : Penolak (repellent).

Khasiat lain : Senopodii berkhasiat juga sebagai obat cacing.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Selasih ( Ocimum bacilicum L )

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Labiatae
Marga :Ocimum
Jenis : Ocimum bacilicum L.

Nama Indonesia : Selasih.

Nama daerah : Solanis (Sunda), Selasih (Jawa Tengah), Amping (Minahasa).

Nama Inggris : Sweet Basil, French Basil.

Diskripsi tanaman: Tanaman semak semusim dengan tinggi antara 80 – 100 cm. Batang berkayu segi empat, berbulu berwarna kecoklatan. Daun tunggal bulat lancip, tepi bergerigi,  panjang daun 4 – 5 cm dan lebar 6 – 30 mm. Bunga berwarna putih atau ungu. 

Tanaman dapat tumbuh di ladang atau di tempat terbuka lainnya. Bunganya terdapat di bagian ujung batang dan dahan pokok.  Ke seluruhan bagian tumbuhan boleh mengeluarkan bau yang sangat beraroma. Biji keras, berbentuk bulat telur, diameter ± 1 mm, dan berwarna hitam. Akar tunggang berwarna putih kotor.

Distribusi/penyebaran : Tumbuhan ini berasal dari kawasan tropika dan daerah  tropika benua Asia, Afrika dan Amerika Tengah serta Selatan dan banyak ditemukan di daerah dengan ketinggian 1800 m dpl.

Habitat : Tanaman selasih telah berabad-abad lamanya berada di Indonesia dan ditanam di kawasan pekarangan untuk digunakan sendiri.

Kandungan kimia : Selasih mengandung minyak atsiri, saponin, flavanoid, tanin dan senyawa geranoil, methyl eugenol (ME), linalol serta senyawa lain yang mudah menguap. Minyak selasih dilaporkan mengandung ME > 65 %.

OPT sasaran : Lalat buah (Bactrocera dorsalis).

Khasiat lain : Daun Ocimum basilicum berguna sebagai peluruh kentut, peluruh haid, peluruh air susu ibu, obat demam, obat sariawan dan obat mual. Bijinya berguna sebagai obat kencing nanah.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Pongam/ki pahang (Pongamia pinnata) Merr.

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rosales
Suku : Caesalpiniaceae
Warga : Pongamia
Jenis : Pongamia pinnata L.

Nama umum : Pongam, Ki Pahang.

Nama Inggris : Pongam, Pongamia, Puna oil tree.

Sinonim : Pongamia glabra Ventenat , Millettia novo-guineensis Kanehira & Hatusima, Derris indica (Lamk) J.J. Bennett .

Nama daerah : Bangkong (Jawa), ki pahang laut, cangkil (Sunda), kranji (Madura).

Ciri – ciri : Pongam merupakan semak atau pohon bercabang melebar. Pepagan halus atau melekah tegak lurus samar-samar, abu-abu. Daun menyirip gasal, merah muda saat muda, hijau tua mengkilap di atas dan hijau pudar dengan urat menonjol di bawah saat tua; anak daun membundar telur, menjorong atau melonjong. 

Perbungaan tandan, berpasang-pasang dengan bunga yang sangat harum; mahkota bunga putih sampai pink, ungu di dalam,  berurat kecoklatan di luar; membundar telur sungsang. Buahnya polong bertangkai pendek, menyerong-melonjong sampai menjorong, tidak merekah bila masak, berbiji 1º. Biji membulat telur.

Penyebaran : Pongam kemungkinan besar berasal dari India dan banyak ditemukan di Pakistan, India, Sri Lanka, seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia sampai timur laut Australia, Fiji dan Jepang. Tumbuhan ii juga diintroduksikan di Mesir dan Amerika Serikat (Florida, Hawaii).

Habitat : Kisaran tempat tumbuhnya adalah pada ketinggian antara 0 – 200 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar, daun, bunga, biji, dan buah.

Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penghambat makan (antifeedant)
3. Penolak (repellent)

Khasiat lain : antiseptik melawan penyakit kulit dan rematik.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Patikan kebo (Euphorbia hirta L. )

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga :  Euphorbia
Jenis : Euphorbia hirta L.

Sinonim: Euphorbia pilufitera L.

Nama umum : Petikan Kebo.

Nama daerah : Daun biji kacang (Sumatra), nanangkaan (Sunda), gendong anak (Jakarta), fatikan kebo (Jawa), kaksekakan (Madura), sosonongs (Halmahera), isu maibi (Ternate), isu giti (Tidore).

Ciri – ciri : Herba 1 tahun, tinggi ± 50 cm. Batang lunak, beruas, penampang bulat, berbulu, bergetah putih, hijau kecoklatan. Daun tunggal, berhadapan, lanset, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi, permukaan atas dan bawah berbulu, pertulangan menyirip, panjang 5 – 50 mm, tangkai panjang 2 -4 mm, lebar 0,7 – 1 mm, hijau keunguan . 

Bunga majemuk, tumbuh diketiak daun, kelopak bentuk cawan, ungu kehijauan, mahkota panjang ± 1 mm, berambut, hijau  kemerahan. Buah kolak, hijau kemerahan. Biji kecil, coklat. Akar tunggang, putih kotor.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Kandungan kimia : Daun dan akar mengandung saponin, flavonoida, politenol, glikosida, sterol, eufosterol, jambulol, asam melisat, asam forbat, alkaloid, gula dan tannin.

Khasiat lain : Daun Euphorbia hirta L. berkhasiat sebagai obat batuk, peluruh air seni dan sariawan.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Paku ekor kuda (Equisetum arvense)


Klasifikasi :
Divisi : Sphenophyta
Kelas : Equisetopsida
Bangsa : Equisetales
Suku : Equisetaceae
Marga : Equisetum
Jenis : Equisetum arvense

Nama daerah : Rumput betung (Melayu), tataropongan (Sunda), petongan (Jawa).

Nama Inggris : Horse Tail.

Nama umum : Paku ekor kuda.

Ciri – Ciri : Tumbuhan yang bersifat tahunan, berukuran kecil dengan tinggi 0,2-1.5 m. Batang beruas-ruas dan tegak lurus berbentuk bulat. Tumbuhan ini tidak memiliki bunga, namun pada ujung batangnya terdapat suatu badan yang berbentuk gada atau kerucut. 

Hal ini disebabkan oleh sporofil yang mengumpul pada ujung batang. Daun,  tersusun dalam suatu karangan yang terdapat pada ruas-ruas batang. Daunnya kecil seperti sisik,  bentuknya meruncing. 

Daun-daunnya berlekatan pada bagian bawah membentuk suatu  sarung yang menyelubungi pangkal ruas-ruas batang, memeluk batang.Tepi daunnya rata dengan tulang daunnya yang sejajar.  Akar merayap dalam tanah.

Penyebaran : Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tropik.

Habitat : Tumbuhan ini hidup pada tempat yang lembab, basah, dan berpasir. Namun,ada sebagian yang hidup di darat dan di rawa-rawa Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini antara lain adalah saponin, alkaloid dan flavonoid. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Cara kerja : Bersifat sebagai insektisida Khasiat lain dari tumbuhan ini adalah untul diuretik.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Pacar cina (Aglaia odorata Lour.)

Klasifikasi :
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Aglaia
Jenis : Aglaia odorata  Lour.

Nama daerah : Culan (Sunda), pacar cina (Sumatera), bunga maniran (Borneo), pacar culam (Maluku, Jawa).

Nama Inggris : Culan.

Nama Indonesia : Pacar cina.

Diskripsi tanaman : Perdu, tinggi 2 - 6 m, batang berkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik hitam. Daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 - 5. Anak daun bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjang 3 - 6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda. 

Bunga dalam malai rapat, panjangnya 5-16 cm, warna kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya merah,panjang 6-7 mm,dengan ruang 1-3, biji  berjumlah 1-3 buah.

Distribusi/penyebaran : Daerah penyebaran tumbuhan meliputi India, Cina bagian selatan, Laos, Asia Tenggara, Australia bagian utara dan kepulauan di Samudra Pasifik. Di Indonesia tumbuhan ini dapat ditemui tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Flores.

Habitat : Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari.

Kandungan kimia : Culan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, serta minyak atsiri. Pada daun A. odorata selain rokaglamida juga ditemukan dan tiga senyawa turunannya, yaitu desmetil- rokaglamida, metil rokaglat dan rokaglaol.

OPT sasaran : Tungau (Tetranychus urticae), ulat crop kubis (Crocidolomia pavonana), ulat kubis (Plutella xylostella L.). Bagian tanaman yang digunakan : adalah daun.

Cara kerja  :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penghambat makan (antifeedant)
3. Penghambat perkembangan serangga (Growth regulator)

Khasiat lain : Bunga berkhasiat untuk mengatasi: perut kembung, sukar menelan, batuk, pusing dan mempercepat persalinan. Daun berkhasiat untuk mengatasi: memar, bisul, darah haid banyak, bau badan dan diare.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )

Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Mindi (Melia azedarach)

Klasifikasi :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliacea
Marga :Melia
Jenis : Melia azedarach

Nama Indonesia : Mindi.

Nama Inggris : Chinaberry, Persian lilac, pride of India.

Diskripsi tanaman: Pohon berumah dua yang tingginya mencapai 45 m, garis tengah batang dapat berukuran 60 - 120 cm. Kulit batang berwarna coklat keabuan, bertekstur halus, berlentisel, semakin tua kulit akan pecah atau bersisik. 

Daun majemuk menyirip ganda dua namun terkadang melingkar atau sebagian daun menyirip ganda tiga, berhadapan, berlentisel, berbentuk bulat telur hingga jorong, pangkal daun berbentuk runcing hingga membulat, tepi daun rata sampai bergerigi. Perbungaan muncul dari bagian aksiler daun- daun, daun penumpu berbentuk benang, bunga-bunga berwarna keunguan, berbau harum. 

Buah berupa buah batu, berbentuk jorong-bundar, berwarna kuning kecoklatan ketika ranum, permukaannya halus, mengandung 5 biji. Biji berbentuk memanjang, berukuran panjang 3,5 mm dan lebar 1,6 mm, berwarna coklat.

Distribusi/penyebaran : M. azedarach merupakan pohon dengan distribusi luas, yang mencakup wilayah tropis, subtropis dan iklim sedang, dan diperkirakan berasal kawasan Asia Selatan (India dan Burma). 

Spesies ini ditemukan tumbuh liar di kaki bukit Himalaya di India dan Pakistan pada ketinggian 700-1000 m, tersebar luas di Cina, hingga kawasan Malesia, kepulauan Solomon serta Australia bagian utara dan timur. Di Indonesia, mindi banyak di tanam di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua.

Habitat : M. azedarach merupakan tumbuhan yang memiliki adaptasi tinggi dan toleran dengan berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Jenis ini tumbuh pada tempat-tempat dengan rata-rata suhu maksimum dan minimum per tahun, berturut-turut 39°C dan -5°C. 

Umumnya tumbuhan ini tumbuh dari ketinggian 0-1200 m dpl, dan di pegunungan Himalaya tumbuh pada ketinggian 1800-2200 m dpl. Curah hujan tahunan di habitat alaminya berkisar antara 600- 2000 mm. Di Afrika, jenis tumbuhan ini ditanam sebagai pohon pelindung yang toleran terhadap kekeringan. M. azedarach tersebar luas di daerah-daerah kering di bagian selatan dan barat daya Amerika Serikat, yang memiliki curah hujan kurang dari 600 mm.  

M. azedarach dapat tumbuh pada tanah-tanah berkadar garam, tanah dengan pH basa kuat, tapi tidak terlalu asam. Jenis ini juga dapat tumbuh pada tanah-tanah miskin hara, tanah marjinal, tanah miring, dan tanah berbatu atau pada tebing curam berbatu.

Kandungan kimia : Daun, buah dan biji M. azedarach mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Selain itu daun dan buahnya mengandung alkaloida.

Kegunaan lain : Di Asia Tenggara, M. azedarach umumnya ditanam sebagai penghasil kayu bakar, sebagai pohon-pohon peneduh di areal pertanian kopi dan abaca (Musa textilis Née) serta pohon-pohon di pinggir jalan. Di Asia Selatan, jenis tumbuhan ini dikenal karena ada kegunaan obat yang dikandung senyawanya, seperti berkegunaan anti malaria dan obat penyakit kulit.

Ekstrak daun dengan air atau akohol dapat mengontrol berbagai jenis hama serangga dan nematoda. Senyawa aktif yang dikandung antara lain margosin (sangat beracun bagi manusia), glikosida flavonoid dan aglikon. Daun dan biji mindi telah dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Ekstrak daun mindi dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang.

Kayu  M. azedarach yang berwarna putih juga digunakan sebagai bahan manufaktur, perkakas, bahan bangunan yang baik karena memiliki sifat anti rayap.

Bersama tegakan sengon (Paraserianthes falcataria) dan mangium (Acasia mangium), tumbuhan ini mampu memulihkan lahan-lahan kritis atau bekas tambang.

Cara kerja :
1. Penolak (repellent)
2. Penghambat aktivitas makan (antifeedant)
3. Menghambat pembentukan telur
4. Menghambat perkembangan serangga
5. Racun perut dan racun kontak
6. Bersifat sebagai insektisida, bakterisida, nematisida dan fungisida

Khasiat lain : Mindi dapat dimanfaatkan pula untuk obat malaria, penyakit kulit, diare.


(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008  Balai Penelitian Tanaman Sayuran )