Klasifikasi :
Sub
divisi : Angiospermae
Nama Inggris : Chinaberry,
Persian lilac, pride of India.
Diskripsi tanaman: Pohon
berumah dua yang tingginya mencapai 45 m, garis tengah batang dapat berukuran
60 - 120 cm. Kulit batang berwarna coklat keabuan, bertekstur halus,
berlentisel, semakin tua kulit akan pecah atau bersisik.
Daun majemuk menyirip
ganda dua namun terkadang melingkar atau sebagian daun menyirip ganda tiga, berhadapan,
berlentisel, berbentuk bulat telur hingga jorong, pangkal daun berbentuk
runcing hingga membulat, tepi daun rata sampai bergerigi. Perbungaan muncul
dari bagian aksiler daun- daun, daun penumpu berbentuk benang, bunga-bunga
berwarna keunguan, berbau harum.
Buah berupa buah batu, berbentuk jorong-bundar,
berwarna kuning kecoklatan ketika ranum, permukaannya halus, mengandung 5 biji.
Biji berbentuk memanjang, berukuran panjang 3,5 mm dan lebar 1,6 mm, berwarna
coklat.
Distribusi/penyebaran : M.
azedarach merupakan pohon dengan distribusi luas, yang mencakup wilayah tropis,
subtropis dan iklim sedang, dan diperkirakan berasal kawasan Asia Selatan
(India dan Burma).
Spesies ini ditemukan tumbuh liar di kaki bukit Himalaya di
India dan Pakistan pada ketinggian 700-1000 m, tersebar luas di Cina, hingga
kawasan Malesia, kepulauan Solomon serta Australia bagian utara dan timur. Di
Indonesia, mindi banyak di tanam di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan
Papua.
Habitat : M.
azedarach merupakan tumbuhan yang memiliki adaptasi tinggi dan toleran dengan
berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Jenis ini tumbuh pada tempat-tempat
dengan rata-rata suhu maksimum dan minimum per tahun, berturut-turut 39°C dan
-5°C.
Umumnya tumbuhan ini tumbuh dari ketinggian 0-1200 m dpl, dan di
pegunungan Himalaya tumbuh pada ketinggian 1800-2200 m dpl. Curah hujan tahunan
di habitat alaminya berkisar antara 600- 2000 mm. Di Afrika, jenis tumbuhan ini
ditanam sebagai pohon pelindung yang toleran terhadap kekeringan. M. azedarach tersebar
luas di daerah-daerah kering di bagian selatan dan barat daya Amerika Serikat,
yang memiliki curah hujan kurang dari 600 mm.
M. azedarach dapat tumbuh pada tanah-tanah berkadar garam, tanah dengan
pH basa kuat, tapi tidak terlalu asam. Jenis ini juga dapat tumbuh pada tanah-tanah
miskin hara, tanah marjinal, tanah miring, dan tanah berbatu atau pada tebing
curam berbatu.
Kandungan kimia : Daun,
buah dan biji M. azedarach mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Selain
itu daun dan buahnya mengandung alkaloida.
Kegunaan lain : Di
Asia Tenggara, M. azedarach umumnya ditanam sebagai penghasil kayu bakar,
sebagai pohon-pohon peneduh di areal pertanian kopi dan abaca (Musa textilis
Née) serta pohon-pohon di pinggir jalan. Di Asia Selatan, jenis tumbuhan ini
dikenal karena ada kegunaan obat yang dikandung senyawanya, seperti berkegunaan
anti malaria dan obat penyakit kulit.
Ekstrak
daun dengan air atau akohol dapat mengontrol berbagai jenis hama serangga dan
nematoda. Senyawa aktif yang dikandung antara lain margosin (sangat beracun
bagi manusia), glikosida flavonoid dan aglikon. Daun dan biji mindi telah
dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Ekstrak daun mindi dapat
digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang.
Kayu M. azedarach yang berwarna putih juga
digunakan sebagai bahan manufaktur, perkakas, bahan bangunan yang baik karena memiliki
sifat anti rayap.
Bersama
tegakan sengon (Paraserianthes falcataria) dan mangium (Acasia mangium),
tumbuhan ini mampu memulihkan lahan-lahan kritis atau bekas tambang.
2.
Penghambat aktivitas makan (antifeedant)
3.
Menghambat pembentukan telur
4.
Menghambat perkembangan serangga
5.
Racun perut dan racun kontak
6.
Bersifat sebagai insektisida, bakterisida, nematisida dan fungisida
Khasiat lain : Mindi
dapat dimanfaatkan pula untuk obat malaria, penyakit kulit, diare.
(sumber
: Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan
Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT), 2008 Balai Penelitian Tanaman Sayuran )