Kedelai
adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak
makanan dari Asia
Timur
seperti kecap, tahu, dan tempe.
Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman
ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia
Timur.
Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh
pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara
kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan
sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia
adalah Amerika
Serikat
meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah
1910.
Kedelai
merupakan bahan baku makanan yang bergizi seperti tahu dan tempe. Bagi petani,
tanaman ini penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan
harganya tinggi. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya
kebutuhan kedelai.
Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun
SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling
baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan.
Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang
dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara
95-122 hari selama setahun. Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi
batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua
ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan – kiri –
depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai
berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang
berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya
mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai
di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 500 m
di atas permukaan laut.
Diolah
dari berbagai sumber
0 Response to "Sejarah Tanaman Kedelai"
Posting Komentar