-->
Tampilkan postingan dengan label Bunga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bunga. Tampilkan semua postingan

Mengenal Bunga Lily

Lily (Lilium sp.) merupakan salah satu tanaman bunga potong yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Warna menarik yang dimilikinya menempatkan bunga tersebut sebagai hiasan yang memikat bagi penggemarnya sepanjang masa. 

Lily di Indonesia dibudidayakan di daerah pegunungan dan dapat ditanam sepanjang tahun. Daerah penghasil bunga lily yang potensial saat ini adalah: Cipanas-Puncak, Sukabumi, Lembang dan Bogor.

Tuntutan akan kebutuhan bunga potong lily semakin meningkat, tetapi kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi oleh para produsen bunga potong di Indonesia. Untuk dapat menghasilkan kualitas bunga yang baik dibutuhkan kualitas bibit yang baik, serta teknik budi daya yang baik pula. 

Sampai saat ini, bibit lily masih diimpor dari negeri Belanda dengan harga yang cukup mahal, karena bibit lily belum ada atau belum banyak diprodiiksi di Indonesia. Dalam tulisan ini tidak dibahas tentang lily lokal (krek lily) karena waktu panennya sulit untuk diprediksi. 

Lily merupakan tanaman yang memiliki umbi sejati (bulb), bentuknya cawan yang dikelilingi oleh sisik. Sisik-sisik tersebut menyerupai lembaran yang berdaging dan dapat dipisahkan dengan mudah yang kemudian dapat ditumbuhkan menjadi tunas (tanaman baru). Cara seperti itu adalah salah satu jalan untuk memperbanyak tanaman lily. 

Tanaman lily dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: lily asiatik, lily oriental, dan lily longiflorum. Lily asiatik yang biasa digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran lingkar umbi 10-14 cm. Batang tanaman tegar, dengan panjang berkisar antara 50-100 cm. 

Daunnya melekat pada batang dan tumbuh berseiang-seling, bentuk daunnya lanset meruncing dan tidak bertangkai daun. Tandan bunga berada di ujung batang, terdiri dari 4-15 kuntum bunga per batang.

Bunga lily asiatik bermacam-macam warnanya, sesuai dengan jenisnya. Lily oriental yang biasa digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran lingkar umbi 1418 cm. Tinggi tanaman bisa mencapai antara 50-85 cm. 

Daun lily oriental lebih besar dari lily asiatik. Setiap batang bunga mempunyai 2-6 kuntum bunga. Bunganya berbentuk seperti mangkuk, dan bila sudah mekar baunya harum. Lily longiflorum yang biasa digunakan di Kebun Ciputri mempunyai ukuran lingkar umbi 12-14 cm dan 14-16 cm. 

Batang tanaman tegar, tingginya antara 50-100 cm. Daunnya melengkung, lebih panjang dan lebih besar daripada daun lily asiatik. Bunganya berbentuk seperti terompet, dengan jumlah bunga 2-5 kuntum per tangkai.

Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Krissan

Tanaman krisan dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat 700 m – 1200 m dpl dengan suhu udara antara 20◦C – 26◦C untuk pertumbuhan dan antara 16◦C – 18◦C untuk pembungaan dengan kelembaban udara antara 70% - 80%. Untuk pertumbuhan akar pada saat awal pertumbuhan diperlukan kelembaban 90% - 95%. 

Tingkat keasaman tanah PH 6,2 – 6,7 dan EC 0,8 Ms/cm-1 Ms/cm. Tanaman krisan merupakan tanaman hari pendek (short day plant) yaitu tanaman akan segera berbunga pada hari panjang hari (jumlah jam terangnya) kurang dari 14,5 jam. 

Di Indonesia panjang hari dan panjang malam hampir sama yaitu 12 jam, oleh karena itu diperlukan penambahan cahaya dengan tujuan memperpanjang fase vegetatif, agar bagian vegetatif tanaman dapat tumbuh kuat dan dapat mengatur ketingiian tanaman.

Klasifikasi Dan Jenis Tanaman Bunga Gerbera / Hebras ( Gerbera Jamensonii )






Klasifikasi Bunga Gerbera

Klasifikasi botani tanaman hias gerbera adalah sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Famili : Compositae/Asteraceae
Genus : Gerbera.
Spesies : Gerbera jamensonii

Jenis Bunga Gerbera

Dari keragaman bentuk bunga, terutama struktur helai mahkota bunganya dikenal empat jenis gerbera yang telah dibudidayakan di Indonesia yaitu:
  1. Gerbara berbunga selapis: helai mahkota bunga tersusun selapis dan umumnya berwarna merah, kuning dan merah jambu.
  2. Gerbera berbunga dua: helai mahkota tersusun bervariasi lebih dari satu. Lapis helai mahkota bagian luar nampak sekali perbedaan susunannya. Contoh berbunga lapis dua yaitu Gerbera jamensonii Fantasi Double Purple yang berwarna merah.
  3. Gerbera berbunga tiga lapis: contoh dari bunga jenis ini adalah Gerbera jamensonii Fantasi Triple Red yang berbunga dominan merah, kemudian bervariasi kuning atau hijau kekuningan.
  4. Jenis gerbera yang dihasilkan oleh Holand Asia Flori Net di Belanda, dengan ukuran yang lebih besar dari ke tiga jenis di atas. Varitas yang ditanam adalah Gerbara yustika (pink merah), Orange Jaffa (oranye cerah), Ventury (oranye tua).

Mengenal Tanaman Bunga Gerbera / Hebras ( Gerbera Jamensonii )












Gerbera merupakan tanaman bunga hias berupa herba tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras atau hebras. 

Tanaman ini merupakan salah satu tanaman hias pendatang dari luar negri (introduksi) dan diduga berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara dan Rusia. Penemu tanaman gerbera adalah Traug Gerber, seorang naturalis berkebangsaan Jerman yang melakukan ekspedisi ke Afrika Selatan. Selanjutnya diketemukan gerbera hibrida oleh Jamenson. 

Berawal dari kedua penemu tersebut, tanaman gerbera dikukuhkan dengan nama Gerbera jamessonii Bolus. Tanaman hias ini masuk ke Indonesia sekitar abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan komoditi pertanian.

Klasifikasi Dan Jenis Tanaman Bunga Melati ( Jasmine Officinalle )












Diantara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya.

Klasifikasi Bunga Melati

Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau famili Oleaceae. Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait..

Varietas Bunga Melati

Jenis, Varietas dan Ciri-ciri penting (karakteristik) tanaman melati adalah sebagai berikut:
  1. Jasmine sambac Air, (melati putih, puspa bangsa)
  2. Jasmine multiflora Andr, (melati hutan:melati gambir, poncosudo, Star Jasmine, J,. pubescens willd).
  3. Jasmine officinale, (melati casablanca, Spanish Jasmine) sinonim dengan J. floribundum=Jasmine grandiflorum). perdu setinggi 1, 5 meter.
  4. Jasmine rex, (melati Raja, King Jasmine).
  5. Jasmine parkeri, Dunn (melati pot).
  6. Jasmine mensyi, (Jasmine primulinum, melati pimrose).
  7. Jasmine revolutum Sims, (melati Italia)
  8. Jasmine simplicifolium, ( melati Australia, J. volibile, m. bintang)
  9. Melati hibrida, Bunga pink dan harum.


Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Pulau Jawa antara lain:
  1. Jasmine Sambac, (melati Putih), antara lain varietas: Maid of Orleans, Grand Duke of Tuscany, Menur dan Rose Pikeke
  2. Jasmine multiflorum, (Star Jasmine)
  3. Jasmine officinale, (melati Gambir)



Mengenal Tanaman Bunga Melati ( Jasmine Officinalle )












Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut Spansish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. 

Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de’ Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. 

Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).

Manfaat Tanaman Bunga Dahlia ( Dahlia Spp. L. )












Bunga dahlia kaktus yang berwarna putih selalu diperdagangkan karena merupakan jenis bunga yang banyak dipakai untuk merangkai bunga dukacita. Jenis Dahlia lain yang kaya warna (dahlia besar dan dahlia kecil) dijual di dalam polibag untuk digunakan sebagai tanaman di luar rumah. 

Dahlia adalah tanaman berubi. Ubi dahlia mengandung hampir 70 prosen pati dalam bentuk inulin. Inulin murni hasil ekstraksi dari ubi dahlia dimanfaatkan di bidang kedokteran. 

Jika inulin difermentasi oleh enzim tertentu atau oleh jamur tanah, inulin akan berubah menjadi fruktosa, suatu gula yang banyak digunakan dalam pengawetan makanan atau pembuatan sirup. Karena itu, pemanfaatan inulin dari dahlia melalui biokonversi menjadi gula fruktosa. 

Klasifikasi Dan Jenis Tanaman Bunga Dahlia ( Dahlia Spp. L. )













Klasifikasi Bunga Dahlia

Klasifikasi botani tanaman dahlia adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Compositae
Genus : Dahlia
Spesies : Dahlia spp. L.


Jenis Bunga Dahlia

Tanaman Dahlia yang dibudidayakan terdiri atas Dahlia pohon yang tingginya bisa mencapai beberapa meter dan berupa tanaman perdu (tanaman berkayu namun tetap rendah). Bunga dahlia memiliki warna : putih, kuning, jingga, violet, merah, ungu atau campurannya. Diameter bunga terkecil sekitar 5 cm sedangkan yang terbesar sekitar 30 cm. Spesies dahlia yang ada saat ini adalah D. pinnata, D. variabilis, D. coccinea, D. juarezii.

Syarat Tumbuh Bunga Puring












Suryani (2008) mengemukakan bahwa syarat tumbuh tanaman puring, meliputi cahaya, temperatur, dan kelembaban.

1. Cahaya
Di habitat aslinya, tanaman puring tumbuh di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh. Namun demikian, di tempat teduh pun puring dapat tumbuh dengan subur. Sebagaimana tanaman lainnya, puring membutuhkan sinar matahari dalam proses metabolismenya, terutama dalam proses fotosintesis. 

Tanpa sinar matahari, proses tumbuh dan berkembangnya tanaman akan terhambat. Setiap tanaman membutuhkan cahaya dengan intensitas yang berbeda-beda. Intensitas cahaya adalah banyaknya cahaya yang diterima setiap tanaman setiap harinya. 

Kebutuhan intensitas cahaya puring berkisar antara 90-100%, dengan lama penyinaran 10-12 jam/hari. Pada umumnya tanaman puring tidak membutuhkan naungan. Jika cahaya terlalu sedikit, warna daun tidak cemerlang, rata-rata warna yang muncul hanya hijau. 

Beberapa jenis puring berdaun cerah, akan lebih terlihat tajam/jelas warna daunnya apabila terkena sinar matahari sehingga sangat baik dijadikan tanaman outdoor.

2. Temperatur
Tanaman puring dan kerabatnya tumbuh paling ideal pada temperatur sekitar 18 – 20 0C. Namun beberapa jenis tertentu, seperti puring yang berdaun kecil menyukai suhu sekitar 30 0C. Suhu tersebut merupakan suhu rata-rata di Indonesia. 

Jadi, tanaman puring sangat ideal ditanam di Indonesia ini. Pada suhu rendah, daun akan lebih sempit tetapi tebal, sedangkan pada suhu tinggi, daun akan lebih lebar tetapi tipis.

3. Kelembaban
Tanaman puring menyukai kelembaban sedang. Kelembaban optimal untuk puring berkisar antara 30-60% yang didukung dengan sirkulasi udara yang lancar atau tidak terhambat. Dengan demikian, tanaman ini mampu tumbuh di daerah kering. 

Kelembaban yang terlalu tinggi akan merangsang munculnya serangan hama dan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh.

Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Anggrek












Perbanyakan vegetatif melalui beberapa cara seperti:

- Pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.
- Pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.
- Pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata.

4 Kelompok Habitat Tanaman Anggrek












Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
  1. Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
  2. Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp., dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
  3. Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
  4. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

Tipe Tanaman Anggrek Berdasarkan Pola Pertumbuhannya












Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial.

Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp.,dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp

Bunga Raflesia Arnoldi


Bunga Rafflesia hidup di Tama Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.