Klasifikasi
:
Divisi
: Magnoliophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas
: Liliopsida
Bangsa
: Zingeberales
Suku
: Zingeberaceae
Marga
: Alpinia
Jenis
: Alpinia galanga (L) Willd.
Nama Indonesia : Lengkuas.
Nama daerah : Langkueueh
(Aceh), laos (Jawa), laja (Sunda).
Nama Inggris : Greater
galingale.
Diskripsi tanaman : Lengkuas
merupakan terna berumur panjang dengan tinggi sekitar 1 – 2 m dan biasanya
tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah–pelepah daun
yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih– putihan.
Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, dan tersusun berseling. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata dan panjang daun sekitar 20¶0 cm dan lebar 4 cm.
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2´ cm, dan bercabang- cabang. Bagian luar rimpang berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik–sisik berwarna putih atau kemerahan, keras, mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih dengan rasa tajam, pedas, dan berbau harum karena minyak atsirinya.
Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, dan tersusun berseling. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata dan panjang daun sekitar 20¶0 cm dan lebar 4 cm.
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2´ cm, dan bercabang- cabang. Bagian luar rimpang berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik–sisik berwarna putih atau kemerahan, keras, mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih dengan rasa tajam, pedas, dan berbau harum karena minyak atsirinya.
Distribusi/penyebaran : Tumbuhan
ini diperkirakan berasal dari Asia, ada yang menduga berasal dari Cina dan ada
juga yang berpendapat tumbuhan berasal dari Bengali.
Tetapi sudah sejak lama digunakan secara luas di Cina dan Indonesia terutama di pulau Jawa. Sekarang lengkuas tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname.
Di Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah, tetapi sekarang sudah dibudidayakan di berbagai daerah.
Tetapi sudah sejak lama digunakan secara luas di Cina dan Indonesia terutama di pulau Jawa. Sekarang lengkuas tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname.
Di Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah, tetapi sekarang sudah dibudidayakan di berbagai daerah.
Habitat : Lengkuas
tumbuh di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari penuh atau yang sedikit
terlindung. Lengkuas menyukai tanah yang lembab dan gembur, tetapi tidak suka
tanah yang becek dan dapat tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian
1200 m dpl.
Di Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak belukar.
Di Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak belukar.
Kandungan kimia : Rimpang
lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–sinamat
48%, sineol 20³0%, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ – pinen, galangin,
galanganol dan beberapa senyawa flavonoid.
Kegunaan lain :
Tumbuhan
ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit reumatik, sakit limpa, nafsu
makan, bronkhitis, morbili dan panu.
(sumber
: Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan
Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT), 2008 Balai Penelitian
Tanaman Sayuran )
0 Response to "Bahan Pembuat Pestisida Nabati, Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild) "
Posting Komentar