Beberapa jenis tanaman obat yang perbanyakannya dilakukan dengan menggunakan biji adalah meniran, sambiloto, mahkota dewa, dan pala. Pembibitan tanaman obat ini dilakukan dengan beberapa tahapan sebelum bibit siap untuk dipindahkan ke lahan.
Jumlah bibit yang harus disiapkan dihitung
berdasarkan jumlah populasi tanaman yang akan ditanam di lahan ditambah bahan
tanaman untuk penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya
kurang baik.
Biji tanaman yang sebaiknya diperoleh dari tanaman
induk yang pertumbuhannya sehat. Biji tersebut berasal dari buah yang
benar-benar matang fisiologis, tidak cacat, tidak terdapat bekas serangan hama
dan penyakit. Pada beberapa jenis tanaman obat biji perlu dipisahkan dari daging
buah dengan cara tertentu sepertai pengupasan, pengeringan, dan perendaman.
Sebaiknya biji segera dikecambahkan agar daya kecambahnya tidak menurun.
Media pembibitan berupa campuran tanah topsoil yang
subur dan pupuk kandang yang matang dengan perbandingan 1 : 1. Sebaiknya media
tanam ini diayak agar diperoleh agregat yang halus. Campuran media kemudian
dimasukkan dalam polibag atau bak persemaian, bagian dasar wadah persemaian
sebaiknya dibuat lubang agar sisa air penyiraman dapat keluar. Biji tanaman
dapat disemaikan pada media tanam tersebut.
Tempat persemaian biji terdiri dari bedengan
persemaian dan sungkup persemaian. Bedengan persemaian berfungsi untuk tempat
meletakkan media semai, sedangkan sungkup berfungsi untuk melindungi bibit dari
pengaruh lingkungan yang kurang baik dan gangguan hama.
Bedengan persemaian dapat dibuat dengan lebar 1,5 m, panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan dan populasi bibit, tinggi bedengan 30 cm, arah bedengan timur - barat. Drainase pada bedengan pembibitan harus baik untuk menghindari tergenangnya air. Permukaan bedengan harus gembur untuk menampung air sisa resapan dari media pembibitan.
Polibegpolibeg yang telah berisi benih tanaman dapat disusun pada bedengan dengan rapi. Sungkup dapat dibuat dengan menggunakan kerangka dari bambu atau plat besi yang dibentuk setengah lingkaran. Tinggi sungkup sekitar 80 cm.
Kerangka sungkup ditutup dengan plastik transparan, bagian pinggir sungkup dapat dibuka agar memudahkan penyiraman dan pemeliharaan bibit. Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit.
Media tanam pada persemaian harus selalu dijaga kelembaban, penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun atau pupuk cair dengan cara menyemprot bibit atau menyiramkan pupuk pada media tanam.
Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara intensif untuk menjaga agar tidak terjadid kompetisi antara gulma dan tanaman utama, gulma juga dapat menjadi tanaman inang bagi hama. Pengendalian hama dan penyakit sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pestisida dan fungisida nabati.
Bedengan persemaian dapat dibuat dengan lebar 1,5 m, panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan dan populasi bibit, tinggi bedengan 30 cm, arah bedengan timur - barat. Drainase pada bedengan pembibitan harus baik untuk menghindari tergenangnya air. Permukaan bedengan harus gembur untuk menampung air sisa resapan dari media pembibitan.
Polibegpolibeg yang telah berisi benih tanaman dapat disusun pada bedengan dengan rapi. Sungkup dapat dibuat dengan menggunakan kerangka dari bambu atau plat besi yang dibentuk setengah lingkaran. Tinggi sungkup sekitar 80 cm.
Kerangka sungkup ditutup dengan plastik transparan, bagian pinggir sungkup dapat dibuka agar memudahkan penyiraman dan pemeliharaan bibit. Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit.
Media tanam pada persemaian harus selalu dijaga kelembaban, penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun atau pupuk cair dengan cara menyemprot bibit atau menyiramkan pupuk pada media tanam.
Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara intensif untuk menjaga agar tidak terjadid kompetisi antara gulma dan tanaman utama, gulma juga dapat menjadi tanaman inang bagi hama. Pengendalian hama dan penyakit sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pestisida dan fungisida nabati.
Beberapa hari sebelum bibit dipindahkan ke
lapangan, sungkup plastik transparan dapat dibuka secara bertahap agar bibit
dapat beradaptasi dengan lingkungan terbuka. Selanjutnya bibit dapat
dipindahkan ke areal penanaman.
Beberapa jenis tanaman obat terutama tanaman obat
tahunan ada yang harus dibibitkan beberapa tahap, yaitu persemaian pada polibeg
atau kotak perkecambahan, kemudian kecambah dipindahkan ke polibeg kecil
berdiameter 15 cm, setelah beberapa minggu bibit harus dipindahkan ke polibeg
yang lebih besar selama beberapa bulan sebelum dipindahkan ke lapangan.
Tetapi beberapa jenis tanaman obat tidak perlu melalui tahapan pembibitan, biji yang telah dipilih dapat ditanam langsung pada bedengan yang telah disiapkan di areal penanaman.
Tetapi beberapa jenis tanaman obat tidak perlu melalui tahapan pembibitan, biji yang telah dipilih dapat ditanam langsung pada bedengan yang telah disiapkan di areal penanaman.
0 Response to "Perbanyakan Generatif Pada Tanaman Obat"
Posting Komentar